Bahagialah... Nikmati setiap peristiwa dalam hidupmu .....Hidup.... terlalu singkat untuk menyampah kebencian.... Tertawalah ketika kamu bisa.... Maafkanlah sebagaimana yang seharusnya kamu lakukan... Dan... Lepaskanlah apa yang tidak dapat kamu ubah.


Sebatang Coklat dan Kemakmuran


Mengenang sebatang coklat dengan kemasan yang masih sama seperti 15 tahun lalu dan bisa dibeli dengan harga 700 rapia (disingkat Rp.700;), dan akhir tahun 2010 kemarin harga belinya adalah Rp.7.000;, namun awal tahun ini telah berganti harga menjadi Rp.10.000; menjadikan pikiran ini membayangkan bahwa pada suatu waktu, harga beli sebatang coklat tersebut sangat mungkin akan menjadi 70.000; bahkan 700.000; rapia. Lantas berapa nilai mata uang utuh terendah yang dapat dibelikan suatu barang dari mata uang pulaunesia?. Saat ini diperkirakan nilai terendah harga suatu barang adalah gabungan dari nilai Rp.500; dengan pelengkap Rp.200; atau Rp.100;.

Berapa pendapatan atau gaji anda sebulan pada 2010 kemarin? jika Rp.2500.000; artinya ketika harga sebatang coklat Rp.700;, pendapatan bulanan anda adalah Rp.250.000; padahal pada saat itu sebatang coklat berharga Rp.700;, hanya bisa dinikmati oleh anak-anak dari orang tua yang berpenghasilan sekurang-kurangnya Rp.500.000;, jika tidak, anak-anak cukup puas dengan sepotong coklat berharga Rp.50; per lima buah. Bandinglkan dengan upah minimum 2010 yang Rp.1200.000; berarti sama nilainya dengan Rp.120.000; bayangkan pada mereka yang terpaksa menerima gaji bulanan dibawah upah minimum, ah betapa hinanya hidup di pulaunesia!!!.

Konon selain nilai rapia, di pulaunesia dulu dikenal juga nilai ringgit dan sen sebagai pecahan nilai rapia yang tidak dikenal lagi sejak generasi harga coklat Rp.700;, dan inilah kemajuan yang diciptakan oleh para ekonom negara pulaunesia. Sawah dan ladang berubah menjadi gedung-gedung bertingkat tempat berlangsungnya transaksi ekonomi produk yang harus diimpor, karena lahan pertanian yang hilang tidak bisa menghasilkan produk dan industri yang dibangun juga harus mengimpor bahan baku setengah jadi. Menjadi polisi, tentara dan pegawai negeri atau seburuk-buruknya menjadi pegawai swasta adalah harapan utama setiap orang tua yang hanya mempunyai sekotak tanah dengan bangunan rumah saja diatasnya. Tujuan bersekolah bukan untuk menjadi cerdas tetapi agar dapat bersaing pada tes penerimaan pegawai.

Setelah menjadi pegawai, terutama pegawai negeri, polisi dan tentara, barulah mereka belajar ilmu dagang yang menghitung pengembalian modal dan perolehan laba sebesar-besarnya dengan waktu yang sesingkat mungkin. Rumus dagang instant inilah yang akhirnya melahirkan banyak penyamun berkemeja yang beramai-ramai menggasak kekayaan pulaunesia untuk meraih kemakmuran di era industri setengah mati di pulaunesia.

Kembali pada kenangan coklat, hingga kini tak satupun ekonom pulaunesia mampu berpikir bagaimana harga sebatang coklat dapat dikembalikan dengan cara sederhana memotong nilai rapia dan kemudian menerapkannya pada persamaan setara terhadap nilai tukar uang dunia. Memotong nilai rapia agar setara dengan nilai tukar dunia rasanya tidak perlu sekolah hingga strata 3 atau lebih kalau ada, anak kelas 1 SD pun rasanya akan tahu rumus setara (1 = 0+1). Untuk menjaga nilai 0 agar tidak bergeser ke kanan kembali, pulaunesia memang perlu pemimpin yang bukan penyamun, tentara yang berani berperang mempertahankan tanah air dari gangguan negara lainnya bukan berperang berebut tanah air di perkotaan yang diklaim milik tentara dari warga negara pulaunesia yang dianggap menduduki selama puluhan tahun dengan tidak sah (tempat tentara yang benar bukan di tengah kota tetapi di perbatasan negara dan pesisir pantai, jika tidak berperang tentara dapat menjadi sumber daya manusia potensial untuk pembangunan fisik dan infrastruktur di daerah terjauh dari ibu kota), polisi yang tidak merangkap menjadi penjahat berseragam, dan yang terpenting adalah ekonom yang punya otak untuk berpikir bahwa pulaonesia mempunyai sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya budaya yang mampu mencukupi kebutuhan dalam negerinya tanpa tergantung pada negara lain. Pengetahuan, tehnologi dan informasi dapat diperoleh dengan mudah pada masa kini atau dengan meningkatkan hubungan bilateral mutualisme secara diam-diam apabila boikot ekonomi dilakukan dunia, toh boikot akan berakhir dengan sendirinya apabila dunia menyaksikan kemajuan signifikan dari kekuatan ekonomi baru pulaunesia.

Memakan sebatang coklat akan terasa nikmat jika kita mengetahui cita rasa coklat sebenarnya, yang diperlukan adalah pengalaman bukan sekolah. Sebagaimana hal-nya dengan dewan rakyat, yang dibutuhkan pulaunesia adalah dewan yang berpengalaman tentang sosial budaya pulaunesia sebenarnya, bukan strata dengan rumus dagang instant. Hingga saat ini, dewan rakyat hanya menjadi beban anggaran belanja negara. Menerima gaji dengan tugas terhormat menyusun undang-undang untuk kemakmuran rakyat pulaunesia tapi malahan menyusun undang-undang untuk rakyat penyamun pulaunesia sekaligus juga menjadi penyamunnya.

Undang-undang kolonial yang pernah menjajah pulaunesia, terus digunakan dan diperkuat untuk melanggengkan posisi dan kedudukan para penyamun lulusan sekolah-sekolah pulaunesia yang telah lulus tes pegawai atau bergabung di partai. Bagaimanapun, undang-undang tersebut akan selalu menjadi penghalang untuk pembawa perubahan secara formal, struktural dan legal, kecuali sebuah proklamasi atau dekrit lagi yang menyatakan kembali pada undang-undang dasar 05, semua undang-undang turunannya yang pernah dibuat, dibatalkan!, dan peralihan dilaksanakan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Pulaunesia bukanlah arab, eropah, india atau china sehingga tak satupun aturan yang bersumber dari luar pulaunesia, meski telah berusia berabad-abad dianut, dapat diadaptasi menjadi dasar hukum pulaunesia. Legalitas hukum pulaunesia tidak juga dapat mendua dengan hukum yang berasal dari sebuah ajaran kepercayaan mayoritas. Hukum tunggal dengan sumber-sumber hukum adat dari berbagai suku pulaunesia dapat dikompilasi sebagai hukum legal pulaunesia. Hukum hukum dari ajaran kepercayaan seharusnya hanya diterapkan dan dilaksanakan oleh penganutnya tanpa campur tangan negara, negara hanya melindungi kebebasan warga negaranya untuk melaksanakan ibadah tanpa menggangu orang lain apalagi mengusik kepercayaan orang lain yang diasumsikan sebagai aliran menyimpang oleh komunitas aliran mayoritas.

Memandang sebatang coklat membuat air liur beriak, namun riak sungai yang berwarna coklat bahkan hitam dan riak laut pulaunesia yang penuh sampah justru membuat tersedak..... (bersambung pada post berikutnya, karena penulis harus menikmati coklatnya dulu – Tuan Tentatif)
>

0 komentar:

Posting Komentar

Daya Cipta Budaya

Jika kebudayaan dirumuskan sebagai segala apa yang dipikirkan dan dilakukan manusia, maka seni merupakan unsur yang sangat penting yang memberi wajah manusiawi, unsur keindahan, keselarasan, keseimbangan, perspektif, irama, harmoni, proporsi dan sublimasi pengalaman manusia pada kebudayaan.

Kebudayaan akan terus berkembang ketika manusia mempunyai kebebasan berpikir untuk mencapai kebebasan menyatakan pikiran.

Sering orang mengira bahwa sumber budaya sebuah bangsa merupakan sumber yang tidak akan habis, namun punahnya benda-benda budaya –baik yang hancur atau rusak akibat kurangnya kepedulian maupun yang dilarikan keluar negeri– adalah awal sebuah bencana dimana generasi hari ini dan generasi yang akan datang akan kehilangan sumber-sumber budaya mereka. Selain warisan budaya masa lampau yang hilang, iklim untuk mengembangkan daya cipta dan imajinasi –melingkupi seluruh segi kehidupan manusia dan tidak terbatas hanya pada seni saja– jika tidak terus menerus diperkuat dan diperluas maka sumber-sumber budaya di bidang seni, sains, tehnologi, kemasyarakatan, ekonomi dan politik akan menipis sehingga suatu bangsa akan berada dalam kondisi kehilangan jati diri dan pada akhirnya hanya akan menjadi cerita bahwa bangsa tersebut pernah ada.

'
 

©2009-2016 | Daya Cipta Budaya Media | template by Aubmotion | Disclaimer | Privacy