OKNUM PEMERINTAH TANAH AIR
tanah kita
sawah, ladang, kebun dan perkarangan rumah yang bersertifikat! kata RAKYAT MAPAN!
Masyarakat mapan adalah orang orang yang mampu membeli tanah dan sertifikatnya sekalian,
namun mapan yang kumaksud disini juga mengacu kepada mereka yang hanya sanggup membeli sertikat saja, sementara tanah nya hanya tanah ulayat. mapan jenis ini biasanya selain kaya, juga terpandang, terpandangnya tentu karna dia berpengaruh atas kekuasaan.
Kalau tidak punya sertifikat, tapi punya tanah? Nah..... ini tidak ada jaminan atas tanahnya, kendati diakui adat, namun kita tetap terjerat. Pemerintah paska kolonialis ini akan menggusur rakyatnya dengan tanpa ba, bi, bu.
Menggusur berarti mengusir dengan surat, kata kata, perbuatan, dan termasuk dengan menggunakan alat berat, yang dipakai untuk merobohkan tempat usaha anak bangsa yang notabone kehidupannya melarat.
Walaupun ditilik disisi lain, bahwa negara telah menjamin makanan, kesehatan dan sandang bagi warga negaranya yang tuna ini dan itu.
Namun bagi mereka yang hidup digubuk-gubuk, dan mencari nafkah di atas tanah negara ? akan digusur tanpa perlindungan negara. negara hanya bisa menangis, negara senasib dengan si tergusur, yang menangis tersedu sedan, namun air matanya adalah isi selokan yang penuh sampah dan sumpah serapah.
Kenyataan penggusuran jauh lebih kejam dari pemandangan si bapak yang mengusir anak. karna mengusir berarti mengata-katai dengan kalimat kasar agar siterusir enyah, karna tak tahan harga dirinya di injak injak. --konon inilah penyebab utama mengapa bangsa Indonesia tak mau dijajah.--
Air kita....... adalah air muka, KATA CENDIKIAWAN !
Air kita adalah,
laut, sungai, kali, empang dan selokan ( walau air nya tak layak mandi, mencuci, apa lagi dibuat minum, karna ulah pemerintah paska kolonial? tapi inilah air buat kita, yang dipersembahkan oleh pemerintah kita yang tak punya air muka itu.... air yang jauh dari syair syair Gesang.
(Teuku Zulfahmi, di LenteraTimur.com - Menyigi Identitas Indonesia )
_________________________________________________________________________
DayaCipta Budaya:
sangat cerdas! inilah menyigi Identitas Indonesia kini.
sebuah renungan yang membasuh kesadaran, menentukan sikap perlunya perubahan mendasar atas Indonesia yang katanya sudah merdeka?! (mohon ijin tuk Copas)
Teuku Zulfahmi:
Terima kasih, DCB...... Dan semua Sahabat sahabatku.
Namun ini bukanlah buah kecerdasan. inilah ratap yang mengiringi dukaku yang mendalam, karna hujaman panah panah penguasa telah menukik kerelung sanubari kita.
Kutahu, kalian lebih terluka dari pada aku, atau kita sama sama patah hati dengan Swami Ibu Pertiwi.....
Beberapa tetes tinta, mengiringi air mataku. Dan lalu membeku menjadi "surat cinta kepada SAHABAT ANAK NEGERI.
Tulisan ini tinta cair.... yang membeku diatas kertas, kemudian cair lagi dalam ide ide.
SAHABAT.... Aku menghormati bahkan mencintai KALIAN SEMUA.
Terimaksih sudah membacanya, dan sekali lagi kuucapkan terima kasih karna SAHABAT telah berkenan atas curhatku tentang OKNUM PEMERINTAH TANAH AIR.
Terima kasih telah sudi meliat-lihat keusilanku.
Salam Hangat Dari Aceh.
Boni Avibus:
aku juga baca...bagus banget! seperti cerita perjalanan keluar kota kemarin untuk mengenali Indonesia yang sebenarnya...
Teuku Zulfahmi:
Boni Avibus Yang Cemerlang, teruslah "berjalan keluar kota," lalu ceritakan padaku akan Pengelanaanmu yang gemilang.
Perjalananmu adalah perjuangan....! Teruskanlah SAHABATKU, karna kakimu lebih kokoh dariku.
Karna semangat pemuda mampu getarkan nurani insani, getarannya akan mampu runtuhkan gunung gunung kebathilan.
mereka membeli air minum galon seperti orang" kota,
membeli gas karena kayu bakar sudah susah dicari,
dan memakai baju" sobek karena yang bagus hanya untuk jalan" ke alun",
memotong ayam dan menggoreng telur ternak sendiri
tapi anak"nya berebut seperti tidak pernah memakannya
karena jika aku tidak bertamu, ayam dan telur itu untuk dijual..
semua kebingunganku tidak terjawab ayah, hingga kami tertidur....dan masih panjang lagi om...
Tengku Mansoer Adil Mansoer:
Aneh, penjajah Belanda membuat suatu hukum untuk bumiputera Indonesia yg dilangsungkan dalam parlemen Belandapun hanya bumi putera Indonesia yang boleh memiliki tanah-tanah, orang -orang asing tidak mungkin membeli tanah melainkan menyewa dari bumi putera atau membayar untuk memakainya, membeli tidak mungkin.
Siapa penjajah sekarang?
Pak E Lanang:
Semboyan dulu...Demi tanah air jiwa raga siap kukurbankan...
kalau sekarang... demi harta..tanah air kukurbankan...
lalu kenana rasa cinta tanah airnya..??
Miris...memprihatinkan...
Tulisan ini kami Copas karena sangat inspiratif, beberapa komentar yang kami sertakan, kami pilih yang mampu menjadi pelengkap dari ketajaman tulisan. (Cipta Budaya)
0 komentar:
Posting Komentar