Bahagialah... Nikmati setiap peristiwa dalam hidupmu .....Hidup.... terlalu singkat untuk menyampah kebencian.... Tertawalah ketika kamu bisa.... Maafkanlah sebagaimana yang seharusnya kamu lakukan... Dan... Lepaskanlah apa yang tidak dapat kamu ubah.


Sejarah Gelap Indonesia


1 Oktober 1965 sampai 7 Juni 1999 adalah sejarah gelap bagi Indonesia.

Demo Mahasiswa adalah adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan atau sebaliknya kehilangan kekuasaan dengan mengatasnamakan rakyat.

1 Oktober 1965 dini hari, terjadi pembunuhan 6 jenderal senior dan beberapa orang lainnya dengan cara di tembak -- 11 Maret 1966 Demo mahasiswa mengepung istana dengan Tritura-nya -- pasukan Kostrad dipimpin Brigjen Kemal Idris mengepung Istana dengan alasan untuk menangkap Wakil Perdana Menteri Soebandrio atas tudingan terkait PKI -- Komandan Pengawal Istana Tjakrabirawa Brigjen Sabur melaporkan kepada Soekarno, bahwa Istana dikepung "pasukan tidak dikenal" karena tak mengenakan tanda identitas -- Tiga jenderal, yakni Basoeki Rachmat, Jusuf, dan Amir Machmud meminta Soekarno agar memberikan kewenangan penuh kepada Soeharto mengamankan kondisi negara yang kemudian dikenal dengan nama Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) 1966 -- Soeharto ditetapkan sebagai pejabat presiden pada 12 Maret 1967, setelah pertanggungjawaban Presiden Soekarno (Nawaksara) ditolak MPRS;

12 Mei 1998 Demo mahasiswa dan empat mahasiswa Universitas Trisakti tewas ditembak aparat --kerusuhan, disertai pembakaran dan penjarahan, di ibukota dan di sejumlah daerah pada 13-14 Mei 1998 -- 18 Mei 1998, mahasiswa 'menduduki' Gedung DPR, Desakan Soeharto mundur dari Ketua DPR/MPR Harmoko, disertai pimpinan DPR/MPR  -- Abdul Latief, bos Latief Group dan pemilik Lativi, yang saat itu menjabat Menteri Pariwisata, Seni, dan Budaya menjadi 'pembantu' pertama Presiden yang menyatakan diri mundur dari kabinet -- penolakan 14 menteri untuk duduk dalam Kabinet Reformasi, yang akan dibentuk Soeharto yang disampaikan Menteri Koordinator bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri Ginandjar Kartasasmita, tertuang dalam "Deklarasi Bappenas" yang ditandatangani Akbar Tandjung, AM Hendropriyono, Ginandjar Kartasasmita, Giri Suseno Hadihardjono, Haryanto Dhanutirto, Justika S Baharsjah, Kuntoro Mangkusubroto, Rachmadi Bambang Sumadhijo, Rahardi Ramelan, Subiakto Tjakrawerdaya, Sanyoto Sastrowardoyo, Sumahadi, Theo L Sambuaga, dan Tanri Abeng -- Soeharto mengumpulkan staf ahli Presiden Yusril Ihza Mahendra (juru tulis pidato presiden), Saadilah Mursyid, dan dan Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto. Kepastian mundurnya Soeharto disampaikan Yusril kepada Amien Rais (Ketua Dewan Pakar ICMI) bahwa Soeharto akan mundur meletakkan jabatannya yang  disampaikan lewat sebuah pengumuman resmi di Istana Kepresidenan pada tanggal 21 Mei 1998 pukul 09.00 WIB.

Setelah turunnya Soeharto, pada tahun 1999, Sejarah yang terputus terutama pada babak menjadi negara demokrasi yang diawali pada pemilu 1955 tersambung kembali dengan berlangsungnya pemungutan suara pada 7 Juni 1999.

Negara kemudian mampu melaksanakan pemilu berikutnya pada 2004, 2009 dan 2014 dimana presiden dan wakil juga dapat dipilih langsung oleh rakyat, tetapi pemerintahan yang terbentuk masihlah berisi orang-orang yang merupakan pemain dari sejarah gelap Indonesia sehingga bisa dikatakan Pemerintahan, Dewan Legislatif, Lembaga Yudikatif, Angkatan Bersenjata, Polisi dan Aparatur Negara lainnya adalah kepanjangan dari masa Sejarah Gelap.

Harapan untuk terungkapnya Sejarah Gelap, menindak pelaku penghilangan nyawa tanpa peradilan, merampas harta-harta hasil curian dari kekayaan negara oleh banyak pengusaha dan pejabat masa kegelapan yang masih mengangkangi Indonesia saat ini, pengambil-alihan asset-asset berharga di atas bumi Indonesia yang selayaknya menjadi milik Bangsa Indonesia sempat terpaut pada hasil pemilu 2014, namun sampai dengan saat ini tanda-tandanya belum nampak terlihat meskipun samar-samar.

Referensi: 1, 2, 3
>

0 komentar:

Posting Komentar

Daya Cipta Budaya

Jika kebudayaan dirumuskan sebagai segala apa yang dipikirkan dan dilakukan manusia, maka seni merupakan unsur yang sangat penting yang memberi wajah manusiawi, unsur keindahan, keselarasan, keseimbangan, perspektif, irama, harmoni, proporsi dan sublimasi pengalaman manusia pada kebudayaan.

Kebudayaan akan terus berkembang ketika manusia mempunyai kebebasan berpikir untuk mencapai kebebasan menyatakan pikiran.

Sering orang mengira bahwa sumber budaya sebuah bangsa merupakan sumber yang tidak akan habis, namun punahnya benda-benda budaya –baik yang hancur atau rusak akibat kurangnya kepedulian maupun yang dilarikan keluar negeri– adalah awal sebuah bencana dimana generasi hari ini dan generasi yang akan datang akan kehilangan sumber-sumber budaya mereka. Selain warisan budaya masa lampau yang hilang, iklim untuk mengembangkan daya cipta dan imajinasi –melingkupi seluruh segi kehidupan manusia dan tidak terbatas hanya pada seni saja– jika tidak terus menerus diperkuat dan diperluas maka sumber-sumber budaya di bidang seni, sains, tehnologi, kemasyarakatan, ekonomi dan politik akan menipis sehingga suatu bangsa akan berada dalam kondisi kehilangan jati diri dan pada akhirnya hanya akan menjadi cerita bahwa bangsa tersebut pernah ada.

'
 

©2009-2016 | Daya Cipta Budaya Media | template by Aubmotion | Disclaimer | Privacy