Terinspirasi revolusi di Tumisia, kini Metir mulai bergolak dengan revolusi rakyat untuk menggulingkan president yang gagal secara budaya, gagal mensejahterakan rakyat, gagal menciptakan lapangan pekerjaan, mencurangi pemilihan agar kekuasaan dapat berlangsung turun temurun, menjadikan polisi dan peradilan sebagai alat untuk merekayasa kasus-kasus, menangkap dan membunuh pihak yang bersebrangan serta berbagai tindakan represif lainnya untuk menindas perbedaan pandangan.
Mengamati berbagai gerakan massa untuk menggulingkan tirani penyelenggara negara, rakyat Metir tampak cukup siap menghadapi polisi yang berbekal senjata dengan kemampuan beladiri bertangan kosong di garis depan, sedangkan di Lebaynon, massa menggunakan kayu dan batu untuk melawan tentara yang berbekal senjata pembunuh.
Mematahkan kaki atau lengan setiap anggota polisi/tentara yang tercecer dari barisannya, merampas senjata, dan menyerang balik menggunakan senjata mereka mungkin dapat menjadi jawaban untuk melumpuhkan alat represif tiran penyelenggara negara. Bahkan untuk tindakan yang lebih ekstrim ketika peluru tajam sudah digunakan oleh tentara/polisi, pembakaran markas-markas komando mereka, dapat menjadi sesuatu yang sah-sah saja sebagai bagian dari penyelamatan gerakan massa untuk revolusi.
Hal yang perlu diwaspadai untuk gerakan massa adalah ketika sebagian alat represif melepas seragam, menyamar sebagai bagian dari massa dan berada diantara gerakan massa untuk memecah-belah, atau seolah-olah menjadi gerakan massa tandingan sehingga internasional memandang sebagai perang antar massa, dimana kemudian sebagian pasukan yang tetap menggunakan seragam merasa sah meredam kerusuhan dengan menembaki gerakan massa yang sebenarnya. Siasat seperti ini sudah seharusnya dapat diantisipasi dengan membentuk tim pemantau untuk mengawasi penyusup atau tim pencari fakta untuk mempublikasikan bahwa gerakan tandingan merupakan pasukan alat represif yang menyamar.

Satu hal yang juga menjadi point penting untuk para revolusioner, selain mengadili tiran penyelenggara negara yang terguling, pengadilan besar harus diberlakukan juga bagi tentara dan polisi yang menjadi penghalang revolusi sebagai penghianat rakyat yang menjadi pemilik negara sesungguhnya. Penyelenggara negara bukanlah penguasa yang dapat bertindak sewenang-wenang menebar kesengsaraan dan kebangkrutan negara, serta penuh rekayasa untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya. Salam Revolusi untuk rakyat Metir!!! (tuan tentatif)
Keterangan foto:
- Anti-government protesters clash with police in downtown Cairo January 25, 2011. (REUTERS/Mohamed Abd El-Ghany)
- Smoke from tear gas canisters fired by police drifts over central Cairo during protests January 25, 2011. (MOHAMMED ABED/AFP/Getty Images)
- Lebanese soldiers fall back as protesters wield sticks and pursue them during a protest in the northern port city of Tripoli, Lebanon January 25, 2011. Sunnis protested the rising power of the Shiite militant group Hezbollah as Lebanese lawmakers gave the militant group's pick for prime minister enough support to form the next government. (AP Photo/Ahmad Omar)
- Demonstrators surround a water-canon truck used by police to disperse a protest in central Cairo to demand the ouster of President Hosni Mubarak and call for reforms January 25, 2011. (MOHAMMED ABED/AFP/Getty Images)
- Men throw tear gas canisters back towards a police vehicle in Cairo January 25, 2011. (AP Photo)
Sumber foto: http://www.boston.com
>

0 komentar:
Posting Komentar