Bahagialah... Nikmati setiap peristiwa dalam hidupmu .....Hidup.... terlalu singkat untuk menyampah kebencian.... Tertawalah ketika kamu bisa.... Maafkanlah sebagaimana yang seharusnya kamu lakukan... Dan... Lepaskanlah apa yang tidak dapat kamu ubah.


Kenali: Penderita Ilusi Superioritas



Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita menemukan orang yang selalu berkomentar terhadap sesuatu hal, dan merasa dirinya lebih mampu melakukan hal-hal yang telah dilakukan orang lain --yang menurut anggapannya masih sangat buruk--, tanpa ia sendiri benar-benar dapat melakukan perbaikan pada apa yang dicelanya.

Di berbagai media sosial online, tipe-tipe seperti ini dapat ditemukan lebih banyak lagi. Mereka rajin berkomentar dan mengkritisi sesuatu hal, bahkan cenderung mencela dan mencari-cari kelemahan (sekalipun tidak berhubungan dengan kemampuan seseorang, seperti misalnya: kekurang fisik dan lainnya) dari seseorang yang telah melakukan sesuatu hal namun kurang berhasil menurut anggapan sebagian publik.

Alih-alih mencerdaskan, media sosial saat ini justru menjadi ajang para penderita Ilusi Superioritas dalam mempertontonkan kebebalan mereka dengan menghujat, mencela, menyebarkan kebencian atau membagikan berita-berita provokasi yang sengaja dibuat oleh berbagai pengelola media untuk kepentingan politik dan komersial.

Dikenal sebagai Efek Dunning Kruger, beberapa orang tidak terampil percaya bahwa mereka lebih unggul dan menilai kemampuan mereka sendiri jauh lebih tinggi daripada apa yang sebenarnya dapat mereka lakukan. Di sisi lain, beberapa orang yang sangat terampil sering merasa tidak yakin akan kompetensi mereka, dengan asumsi bahwa apa yang mudah bagi mereka, juga mudah bagi orang lain.

Orang-orang yang sangat terampil (ahli) cenderung menggunakan media sosial sebagai sarana berdiskusi, berbagi pengetahuan dan memiliki waktu yang sangat terbatas untuk dapat online di media sosial.

Fenomena fitur media sosial seperti 'Like', 'Comment', 'Share', 'Tweets' dan 'Follow' saat ini hanya bernilai bagi akun-akun komersial atau politik dimana banyaknya jumlah pengguna fitur tersebut dapat berkontribusi pada hasil penjualan atau dukungan politik.

Bagaimana dengan akun anda yang non komersial dan bukan politisi? Apakah anda menggunakannya untuk berdiskusi atau berbagi pengetahuan?

Berinteraksi dengan para penderita Ilusi Superioritas dalam jangka panjang tentu saja dapat memberikan efek buruk pada kesehatan mental dan fisik terutama yang terkait dengan gangguan psikologis dan emosional/stress.

Jika di lingkungan keseharian, anda dapat menghindar untuk berinteraksi dengan penderita ilusi Superioritas, bagaimana dengan akun media sosial?

Jika anda tidak ingin mengalihkan akun anda menjadi akun komersial atau politik, ada beberapa fitur saringan di media sosial anda yang dapat anda gunakan untuk mencegah penderita Ilusi Superioritas mempengaruhi kehidupan anda;


>

0 komentar:

Posting Komentar

Daya Cipta Budaya

Jika kebudayaan dirumuskan sebagai segala apa yang dipikirkan dan dilakukan manusia, maka seni merupakan unsur yang sangat penting yang memberi wajah manusiawi, unsur keindahan, keselarasan, keseimbangan, perspektif, irama, harmoni, proporsi dan sublimasi pengalaman manusia pada kebudayaan.

Kebudayaan akan terus berkembang ketika manusia mempunyai kebebasan berpikir untuk mencapai kebebasan menyatakan pikiran.

Sering orang mengira bahwa sumber budaya sebuah bangsa merupakan sumber yang tidak akan habis, namun punahnya benda-benda budaya –baik yang hancur atau rusak akibat kurangnya kepedulian maupun yang dilarikan keluar negeri– adalah awal sebuah bencana dimana generasi hari ini dan generasi yang akan datang akan kehilangan sumber-sumber budaya mereka. Selain warisan budaya masa lampau yang hilang, iklim untuk mengembangkan daya cipta dan imajinasi –melingkupi seluruh segi kehidupan manusia dan tidak terbatas hanya pada seni saja– jika tidak terus menerus diperkuat dan diperluas maka sumber-sumber budaya di bidang seni, sains, tehnologi, kemasyarakatan, ekonomi dan politik akan menipis sehingga suatu bangsa akan berada dalam kondisi kehilangan jati diri dan pada akhirnya hanya akan menjadi cerita bahwa bangsa tersebut pernah ada.

'
 

©2009-2016 | Daya Cipta Budaya Media | template by Aubmotion | Disclaimer | Privacy