Bahagialah... Nikmati setiap peristiwa dalam hidupmu .....Hidup.... terlalu singkat untuk menyampah kebencian.... Tertawalah ketika kamu bisa.... Maafkanlah sebagaimana yang seharusnya kamu lakukan... Dan... Lepaskanlah apa yang tidak dapat kamu ubah.


FLS2N 2011 dan Pasanggiri Seni Siswa 2011

Pada Tanggal 4 April 2011, di Bandung digelar Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tk. Kota Bandung yang diselenggarakan di SD Mohammad Toha, disusul dengan Pasanggiri Bahasa, Sastra dan Seni Daerah pada tgl 5 April 2011 yang diselenggarakan di SD Lengkong Besar dan diikuti siswa-siswi sekolah dasar yang merupakan wakil dari 30 Kecamatan di kota Bandung dari setiap acara.

Pada FLS2N, lomba meliputi Menyanyi Tunggal, Kreasi Daur Ulang, Pidato Bahasa Indonesia, Membuat Cerita Bergambar, dan Bercerita Daerah. Sedangkan Pasanggiri Seni Daerah meliputi pasanggiri Pupuh, Dongeng, Puisi dan Biantara (pidato basa Sunda), tetapi peserta dibagi dua kategori putra dan putri.

Namun sebagaimana Festival Lomba dan Pasanggiri yang diadakan pada tahun sebelumnya, acara hanya digelar di ruang kelas yang dibuatkan panggung pementasan di hadapan tiga juri, sementara penontonnya juga hanya peserta atau pengantar peserta yang dapat mengintip dari luar ruangan acara. Para Juri adalah pengawas TK-SD atau Kepala Sekolah Dasar dari berbagai Gugus yang akan memberikan penilaian teknis, dan sama sekali tidak melibatkan seniman yang berkompeten memberikan penilaian dari sisi kemampuan menguasai ruang, panggung, estetika dan artistik.

Keleluasaan penonton pada dua kegiatan tersebut hanya bisa didapatkan pada kegiatan Menyanyi Tunggal dan Pasanggiri Pupuh yang diselenggarakan di aula sekolah. Di sini, riuh penonton dapat menguji keberanian penampil untuk mempersiapkan mental ketika berada dihadapan publik. 

Meskipun demikian, kegiatan ini tetap patut diapresiasi sebagai sarana mempresentasikan diri siswa-siswi diusia dini dimana mereka akan menjadi generasi penerus yang tidak gagap apabila penjurian dapat berlangsung dengan terang (fair) dan tidak diselimuti kepentingan pihak-pihak tertentu yang berusaha mempengaruhi juri diluar kemampuan penyaji lomba dan pasanggiri. Diantara peserta lomba dan pasanggiri tampak seorang anak yang sangat mungkin menjadi peserta termuda dan secara de facto telah dikenal kemampuannya dikalangan publik dan seniman Indonesia bahkan kalangan peserta lomba itu sendiri sebagai aktor teater, pembaca puisi dan orator, turut dalam kedua kegiatan tersebut. Anak-anak adalah benih baru yang harus diselamatkan dari kemungkinan transaksi prestasi yang tidak berdasar dari kemampuan sebenarnya, dan pembuktian penilaian yang terang dari para juri tingkat kota akan tampak pada siapa saja para peserta yang berhak tampil di tingkat propinsi untuk mewakili kota Bandung ke tingkat Jawa Barat dan menjadi wakil di tingkat Nasional.
>

1 komentar:

Septiannrs mengatakan...

Mohon maaf, adakah daftar nama peserta nya? Tks.

23 Februari 2016 pukul 23.27

Posting Komentar

Daya Cipta Budaya

Jika kebudayaan dirumuskan sebagai segala apa yang dipikirkan dan dilakukan manusia, maka seni merupakan unsur yang sangat penting yang memberi wajah manusiawi, unsur keindahan, keselarasan, keseimbangan, perspektif, irama, harmoni, proporsi dan sublimasi pengalaman manusia pada kebudayaan.

Kebudayaan akan terus berkembang ketika manusia mempunyai kebebasan berpikir untuk mencapai kebebasan menyatakan pikiran.

Sering orang mengira bahwa sumber budaya sebuah bangsa merupakan sumber yang tidak akan habis, namun punahnya benda-benda budaya –baik yang hancur atau rusak akibat kurangnya kepedulian maupun yang dilarikan keluar negeri– adalah awal sebuah bencana dimana generasi hari ini dan generasi yang akan datang akan kehilangan sumber-sumber budaya mereka. Selain warisan budaya masa lampau yang hilang, iklim untuk mengembangkan daya cipta dan imajinasi –melingkupi seluruh segi kehidupan manusia dan tidak terbatas hanya pada seni saja– jika tidak terus menerus diperkuat dan diperluas maka sumber-sumber budaya di bidang seni, sains, tehnologi, kemasyarakatan, ekonomi dan politik akan menipis sehingga suatu bangsa akan berada dalam kondisi kehilangan jati diri dan pada akhirnya hanya akan menjadi cerita bahwa bangsa tersebut pernah ada.

'
 

©2009-2016 | Daya Cipta Budaya Media | template by Aubmotion | Disclaimer | Privacy