Bahagialah... Nikmati setiap peristiwa dalam hidupmu .....Hidup.... terlalu singkat untuk menyampah kebencian.... Tertawalah ketika kamu bisa.... Maafkanlah sebagaimana yang seharusnya kamu lakukan... Dan... Lepaskanlah apa yang tidak dapat kamu ubah.


Catatan Peradilan 2011 x 999


2011, Jan 28, Arthalisa Syurani yang dikenal sebagai Ayin menghirup udara bebas setelah mendapat remisi pembebasan bersyarat. Ia adalah terpidana yang menjadi makelar untuk membeli jaksa agar menjadi dungu di dalam sebuah persidangan seorang kliennya. Pembebasan ini sempat tertunda 1 hari karena direktur penjara harus menghitung kancing baju akibat banyaknya wartawan yang mempertanyakan remisi atas seorang Ayin yang sempat dipergoki wartawan memiliki ruang mewah di dalam penjara.

Peristiwa ini menjadi menarik karena Ayin bukanlah seorang koruptor yang merugikan negara, atau seorang pembunuh yang mengeksekusi hakim karena tidak mau dibeli. Banyak korutor atau pembunuh hakim yang luput dari pemberitaan wartawan ketika menikmati ruang mewah di dalam penjara dan fasilitas pelesiran ke luar penjara yang kemudian mendapatkan kebebasan dengan remisi atau grasi tanpa keraguan pejabat negara yang berwenang. Catatan peradilan 2011 x 999 adalah jumlah remisi, grasi dan penyimpangan-penyimpangan di dalam penjara, proses peradilan dan penyidikan yang melampaui jumlah tahun terbentuknya republik ini. Penyimpangan hukum yang tercatat adalah karena terdakwa yang kerabat dan relasi para pejabat negara, ketika melakukan kejahatan tertangkap berita. Bayangkan penyimpangan yang tidak tercatat karena media dan wartawan yang punya nyali meliput berita penyimpangan, juga terbatas jumlahnya dibandingkan penyimpangan yang ada !.

Berita yang lebih baru dan menggelikan adalah ketika Kongsi Pemberantas Korupsi menangkapi orang-orang yang diduga menjual hak pilih namun belum menangkap yang membelinya, padahal hak pilih bukanlah barang yang dapat melanggar hukum apabila tidak ada yang membelinya untuk suatu kepentingan.

Tugas penyidik dan penuntut berada digaris paling depan yang sangat rawan korupsi, penyimpangan, bahkan ditunggangi agar dapat dikendalikan sesuai keinginan orang yang berkuasa atas tugas penyidikan atau penuntutan.
Independensi menjadi diragukan ketika proses tidak dilakukan secara berurutan dan nampak tergesa-gesa karena para tersangka penjual hak pilih yang adalah anggota dewan rakyat, tengah membahas penyimpang-penyimpangan hukum lainnya. Lantas siapa lagi yang bisa kita percayai karena kepercayaan yang telah kita berikan telah sejak lama dan berulang-ulang diinjak-injak!

Para cendikia yang masih waras seharusnya memikirkan bagaimana cara memecah kewenangan polisi menjadi beberapa lembaga berbeda dengan kewenangan setingkat untuk penerimaan laporan, pemeriksa, penindak, penyusun berita acara, rumah tahanan, kejaksaan sebagai penyusun tuntutan dan satuan pengawas semua lembaga tersebut yang beranggotakan berbagai kalangan masyarakat serta melengkapi sidang peradilan dengan para juri dan membenahi penjara agar menjadi tempat rehabilitasi dan pengembangan sisi positif pesakitan jika kembali ke masyarakat. Terkait dengan semua itu, undang-undang pidana juga harus dirombak total untuk memiskinkan koruptor sampai tiga tingkatan keturunan (pelaku, anak & cucu) dan banyak lagi lainnya agar negara dapat menjadi lebih baik. (tuan tentatif)
>

0 komentar:

Posting Komentar

Daya Cipta Budaya

Jika kebudayaan dirumuskan sebagai segala apa yang dipikirkan dan dilakukan manusia, maka seni merupakan unsur yang sangat penting yang memberi wajah manusiawi, unsur keindahan, keselarasan, keseimbangan, perspektif, irama, harmoni, proporsi dan sublimasi pengalaman manusia pada kebudayaan.

Kebudayaan akan terus berkembang ketika manusia mempunyai kebebasan berpikir untuk mencapai kebebasan menyatakan pikiran.

Sering orang mengira bahwa sumber budaya sebuah bangsa merupakan sumber yang tidak akan habis, namun punahnya benda-benda budaya –baik yang hancur atau rusak akibat kurangnya kepedulian maupun yang dilarikan keluar negeri– adalah awal sebuah bencana dimana generasi hari ini dan generasi yang akan datang akan kehilangan sumber-sumber budaya mereka. Selain warisan budaya masa lampau yang hilang, iklim untuk mengembangkan daya cipta dan imajinasi –melingkupi seluruh segi kehidupan manusia dan tidak terbatas hanya pada seni saja– jika tidak terus menerus diperkuat dan diperluas maka sumber-sumber budaya di bidang seni, sains, tehnologi, kemasyarakatan, ekonomi dan politik akan menipis sehingga suatu bangsa akan berada dalam kondisi kehilangan jati diri dan pada akhirnya hanya akan menjadi cerita bahwa bangsa tersebut pernah ada.

'
 

©2009-2016 | Daya Cipta Budaya Media | template by Aubmotion | Disclaimer | Privacy