Bahagialah... Nikmati setiap peristiwa dalam hidupmu .....Hidup.... terlalu singkat untuk menyampah kebencian.... Tertawalah ketika kamu bisa.... Maafkanlah sebagaimana yang seharusnya kamu lakukan... Dan... Lepaskanlah apa yang tidak dapat kamu ubah.


SEBUAH TOPLES dan DUA CANGKIR KOPI…


Ketika segalanya serasa sudah terlalu berat untuk kita jalani,… Ketika 24 jam sehari sudah tidak lagi cukup untuk semua aktivitas kita,…. Ingatlah akan cerita ini,… tentang sebuah toples dengan 2 cangkir kopi.



Ada sebuah cerita tentang seorang ahli filsafat yang memberikan kuliah pada mahasiswanya dengan memberikan perumpaan tentang TOPLES dan DUA CANGKIR KOPI…

Professor ini bersiap memulai mata kuliah philosophynya dengan meletakkan beberapa benda didepannya. Ketika pelajaran mulai, tanpa berkata apa2 dia mengambil sebuah toples mayones kosong dan mulai mengisinya dengan bola2 golf.

Kemudian dia bertanya pada mahasiswanya, apakah tabung itu sudah penuh? Mahasisawanya mengiyakan.

Sang Professor lalu mengambil sekotak kelereng dan menuangkannya kedalam tabung. Dia menggoyang-goyangkan toples tersebut sehingga seluruh kelereng bergulir masuk ke sela-sela antara bola-bola golf tersebut. Ahhh, belum penuh ternyata… karena masih bisa diisi dengan kelereng-kelereng tersebut.

Sang professor bertanya lagi pada mahasisawanya, apakah tabung ini sudah terisi penuh?… Dan mereka kembali mengiyakan.

Sang Dosen kemudian mengambil sekotak pasir dan menuangkannya kedalam tabung yang sudah berisi bola golf dan kelereng tsb. Tentu saja pasir-pasir ini kemudian masuk kesela-sela dan menutupi seluruh area kosong dimana-mana. Lagi-lagi mahasiswanya tersenyum dan mengangguk.

Sang professor bertanya lagi… Apakah kali ini toples tersebut sudah benar-benar penuh????. Dan mahasiswanya menjawab dengan sepakat. “IYA!!!”

Namun kali ini mahasiswanya kembali menemukan bahwa jawaban mereka masih salah!!!

Sang professor membuat dua cangkir kopi dan menuangkan seluruh isi cangkir tersebut kedalam toples tadi. Kali ini seluruh kopi menutupi semua ruang kosong antara bola golf, kelereng dan pasir-pasir tersebut. Mahasiswanya pun tertawa.

Setelah tawa mereda, sang professor pun berkata,

“Sekarang, saya ingin kalian menyadari bahwa toples ini merefleksikan hidup anda. Bola2 golf menggambarkan hal-hal yang penting… Keluarga anda,… anak anda… kesehatan anda… sahabat-sahabat anda… dan semua hal yang sangat anda sukai.

Kelereng menggambarkan tentang hal-hal lain yang menjadi masalah seperti pekerjaan anda… rumah anda dan mobil anda.

Pasir menggambarkan semua hal-hal printil2 atau kecil-kecil lainnya.

Jika anda memasukkan pasir pertama kali kedalam toples, tidak akan ada lagi tempat untuk kelereng dan bola golf tsb. Demikian pula dengan hidup. Jika anda menghabiskan seluruh energi dan waktu anda untuk hal-hal kecil dalam hidup anda… maka anda tidak lagi punya “ruang” untuk hal-hal yang jauh lebih penting untuk anda, seperti anak, keluarga dan sahabat karib anda.

Sampai disini, sang professor berhenti sejenak.

Mahasiswanya terdiam, menyimak sambil membayangkan perumpamaan tadi.

Kemudian sang profesor melanjutkan…

“Perhatikanlah hal-hal yang jauh lebih penting untuk kebahagiaan anda…. Bermain2lah dengan anak anda,…. Cari waktu untuk melakukan medical check up,… untuk mengetahui level kebugaran anda…. Ajaklah pasangan anda dinner/makan malam…. Bermainlah permainan-permainan yang sangat anda sukai… :)

Karna akan selalu ada waktu untuk membersihkan rumah anda dan memperbaiki proposal anda. Pedulilah pada “BOLA2 GOLF”-nya lebih dulu - segala hal yang benar-benar penting. Tentukan prioritas anda. Letakkan “pasir” anda pada akhir prioritas.

Salah seorang mahasiswanya mengangkat tangan dan menanyakan, “kopi disini melambangkan apa…?” Sang professor tersenyum, “saya senang kamu bertanya”…

“Saya hanya ingin menunjukkan pada kalian bahwa tidak peduli seberapa “penuhnya” hidup anda kelihatannya… akan selalu ada ruang untuk beberapa gelas kopi dengan sahabat anda… :)

Send by Riska Dewi in Semesta Note FB
>

0 komentar:

Posting Komentar

Daya Cipta Budaya

Jika kebudayaan dirumuskan sebagai segala apa yang dipikirkan dan dilakukan manusia, maka seni merupakan unsur yang sangat penting yang memberi wajah manusiawi, unsur keindahan, keselarasan, keseimbangan, perspektif, irama, harmoni, proporsi dan sublimasi pengalaman manusia pada kebudayaan.

Kebudayaan akan terus berkembang ketika manusia mempunyai kebebasan berpikir untuk mencapai kebebasan menyatakan pikiran.

Sering orang mengira bahwa sumber budaya sebuah bangsa merupakan sumber yang tidak akan habis, namun punahnya benda-benda budaya –baik yang hancur atau rusak akibat kurangnya kepedulian maupun yang dilarikan keluar negeri– adalah awal sebuah bencana dimana generasi hari ini dan generasi yang akan datang akan kehilangan sumber-sumber budaya mereka. Selain warisan budaya masa lampau yang hilang, iklim untuk mengembangkan daya cipta dan imajinasi –melingkupi seluruh segi kehidupan manusia dan tidak terbatas hanya pada seni saja– jika tidak terus menerus diperkuat dan diperluas maka sumber-sumber budaya di bidang seni, sains, tehnologi, kemasyarakatan, ekonomi dan politik akan menipis sehingga suatu bangsa akan berada dalam kondisi kehilangan jati diri dan pada akhirnya hanya akan menjadi cerita bahwa bangsa tersebut pernah ada.

'
 

©2009-2016 | Daya Cipta Budaya Media | template by Aubmotion | Disclaimer | Privacy