Bahagialah... Nikmati setiap peristiwa dalam hidupmu .....Hidup.... terlalu singkat untuk menyampah kebencian.... Tertawalah ketika kamu bisa.... Maafkanlah sebagaimana yang seharusnya kamu lakukan... Dan... Lepaskanlah apa yang tidak dapat kamu ubah.


Amankah Pembangkit Listrik dari Energi Sampah?


Pembangkit listrik dengan memanfaatkan sampah sebagai bahan baku energinya nampaknya seperti sebuah solusi bijak mengatasi sampah dan menghasilkan energi. Namun benarkah?

Apa yang tidak diungkapkan oleh operator insinerator pada publik?

Berikut adalah Insinerator Tour yang dirilis GREENPEACE untuk mengenali fakta-faktanya, Klik pada tab atau nomor di bawah gambar untuk mendapatkan penjelasan detailnya, atau tanda panah disudut kanan gambar untuk memulai tour secara berurutan.

1. Sampainya Sampah

Tidak dipilah, campuran sampah dari rumah tangga dikumpulkan, dipadatkan di truk sampah, diubah dari bahan baku yang dapat didaur-ulang menjadi malapetaka bagi lingkungan hidup yang  bau, hancur dan tidak berguna. Sampah ini kemudian di dorong ke insenerator dan dituang ke dalam lubang yang besar.

2. Lubang Sampah

Lubang cukup besar untuk menampung sampah dalam beberapa hari sesuai pembakaran sampah. Disini sampah dapur dan organik membusuk dan mengakibatkan bau yang dapat tercium disekitar lingkaran pabrik pembakaran sampah. Aerosol biologis, mikroba dan debu juga dihasilkan oleh pengungkitan. Sebagian sampah mungkin tersisa di lubang selama berminggu-minggu dimana lindi asam dari bahan organik menjadi zat-zat berbahaya yang dihasilkan oleh  sampah.

3. Crene Pengeruk

mengangkat sampah yang mana mungkin mengandung PVC, kaleng bekas gas, peralatan elektronik, serta berbagai sampah yang mengandung zat-zat berbahaya, dan menuangkannya ke dalam corong penyalur.

4. Corong Penyalur

Menyalurkan sampah ke dalam perapian dengan kadar yang dikendalikan - kecuali saat corong tersumbat atau alat pelantak hidrolik mengalami kerusakan. Ini menyebabkan buruknya pembakaran yang mengakibatkan karbon monoksida. Lebih tinggi dari biasanya tingkat kanker yang disebabkan dioxin juga sangat mungkin terjadi pada saat-saat seperti ini, meskipun ini tidak akan diperhatikan karena emisi dioxin hanya diukur sporadis.

5. Panggangan Insenerator

Temperaturnya paling sedikit 850 c yang digunakan untuk memugar dan mencegah pembentukan asap dan polusi lainnya. Akan tetapi, temperatur dapat dikompromikan. Temperatur yang tinggi mengarah pada pembentukan nitrogen oksida, temperatur yang rendah mengarah pada karbon monoksida dan dioxin. 850 c seharusnya -dalam teori- mencegah pembentukan dioxin, tetapi itu tidak dapat dipastikan dengan apa yang akan terjadi didalam prakteknya. 

6. Ketel

Gas panas dari pembakaran digunakan untuk menghasilkan uap pada pembangkit listrik. Tapi sekali lagi, disana ada transaksi. Gas dingin membentuk dioksin. Cara terbaik untuk menghindari hal tersebut adalah mendinginkan gas dengan sangat cepat melalui pemadaman. Tetapi kemudian pabrik tidak dapat menghasilkan uap. Diperkirakan bahwa kebanyakan dioksin dari insenerator terbentuk ketika gas dingin ada didalam tabung ketel, tapi tidak ada yang tahu kepastiannya.

7. Abu Dasar

30 % dari apa yang dibakar tersisa sebagai abu. Abu dari ketel panggangan, sangat kaya denga n logam berat beracun seperti timbal dan kadmium. Dalam banyak kasus, abu ini dikirim ke tempat penimbunan biasa. Beberapa operator insenerator, terlalu pelit untuk membayar biaya pembuangan, mengusutkan penipuan yang mereka sebut "daur ulang abu". Mereka mengirimnya ke sejumlah perusahaan yang mencampur abu dengan material kontruksi, dan memendamnya di jalan atau bangunan rumah. Ini adalah warisan insenerator untuk generasi mendatang.

8. Pengolahan Gas Buang

9. Alat Penyaring

10. Abu ringan


11. Cerobong Asap


12. Turbin Uap




>

0 komentar:

Posting Komentar

Daya Cipta Budaya

Jika kebudayaan dirumuskan sebagai segala apa yang dipikirkan dan dilakukan manusia, maka seni merupakan unsur yang sangat penting yang memberi wajah manusiawi, unsur keindahan, keselarasan, keseimbangan, perspektif, irama, harmoni, proporsi dan sublimasi pengalaman manusia pada kebudayaan.

Kebudayaan akan terus berkembang ketika manusia mempunyai kebebasan berpikir untuk mencapai kebebasan menyatakan pikiran.

Sering orang mengira bahwa sumber budaya sebuah bangsa merupakan sumber yang tidak akan habis, namun punahnya benda-benda budaya –baik yang hancur atau rusak akibat kurangnya kepedulian maupun yang dilarikan keluar negeri– adalah awal sebuah bencana dimana generasi hari ini dan generasi yang akan datang akan kehilangan sumber-sumber budaya mereka. Selain warisan budaya masa lampau yang hilang, iklim untuk mengembangkan daya cipta dan imajinasi –melingkupi seluruh segi kehidupan manusia dan tidak terbatas hanya pada seni saja– jika tidak terus menerus diperkuat dan diperluas maka sumber-sumber budaya di bidang seni, sains, tehnologi, kemasyarakatan, ekonomi dan politik akan menipis sehingga suatu bangsa akan berada dalam kondisi kehilangan jati diri dan pada akhirnya hanya akan menjadi cerita bahwa bangsa tersebut pernah ada.

'
 

©2009-2016 | Daya Cipta Budaya Media | template by Aubmotion | Disclaimer | Privacy