Bahagialah... Nikmati setiap peristiwa dalam hidupmu .....Hidup.... terlalu singkat untuk menyampah kebencian.... Tertawalah ketika kamu bisa.... Maafkanlah sebagaimana yang seharusnya kamu lakukan... Dan... Lepaskanlah apa yang tidak dapat kamu ubah.


Tanaman Pengusir Nyamuk yang Umum ada di Indonesia

Meneruskan tulisan Nyamuk dan Tanaman Pengusir Nyamuk, berikut adalah Tanaman lainnya yang sangat mudah ditemui di berbagai wilayah Indonesia beserta manfaat lainnya selain untuk mengusir nyamuk.


5. Zodia

Zodia adalah tanaman asli Indonesia yang berasal dari Papua. Orang Papua terbiasa menggunakan tanaman Zodia sebelum mereka masuk ke hutan agar terhindar dari serangan nyamuk. Mereka memetiki daun-daun Zodia, meremas-remasnya dan menggosokan daun tersebut ke kulit mereka.

Selain itu, tanaman yang mempunyai tinggi antara 50 cm hingga 200 cm (rata-rata 75cm), dipercaya mampu mengusir nyamuk dan serangga lainnya dari sekitar tanaman. Oleh sebab itu tanaman ini, sering ditanam di pekarangan atupun di pot untuk menghalau nyamuk. Aroma yang dikeluarkan oleh tanaman Zodia cukup wangi.

Biasanya tanaman itu mengeluarkan aroma apabila tanaman tergoyah oleh tiupan angin sehingga di antara daunnya saling menggosok, maka keluarlah aroma yang wangi.

Saat ini sebagian masyarakat menyimpan tanaman zodia pada pot di dalam ruangan, sehingga selain memberikan aroma yang khas, juga aromanya dapat menghalau nyamuk dari ruangan. Namun demikian tidak berarti bahwa nantinya di dalam ruangan terdapat beberapa bangkai nyamuk sebagai akibat dari tanaman ini, nyamuk hanya terusir karena tidak menyukai aroma dari tanaman ini. Penyimpanan tanaman juga sering diletakkan di sekitar tempat angin masuk ke dalam ruangan, nyamuk yang hendak masukpun terhalau.

Zodia (Evodia suaveolens) yang termasuk ke dalam keluarga Rutaceae, dikatakan mengandung evodiamine dan rutaecarpine. Dari beberapa literatur, tanaman ini bermanfaat sebagai anti-kanker. Menurut hasil analisa yang dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) dengan gas kromatografi, minyak yang disuling dari daun tanaman ini mengandung linalool (46%) dan a-pinene (13,26%) di mana linalool sudah sangat dikenal sebagai pengusir (repellent) nyamuk.

Dari pengujian yang pernah dilakukan terhadap nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti) yang sering membuat heboh masyarakat, yaitu dengan cara menggosokkan daun zodia ke lengan, lalu lengannya dimasukkan ke kotak yang berisi nyamuk demam berdarah dan dibandingkan dengan lengan yang tanpa digosok dengan daun zodia, menunjukkan bahwa daun zodia mampu menghalau nyamuk selama enam jam dengan daya halau (daya proteksi) sebesar lebih dari 70%.

Selain itu, lengan yang digigit oleh nyamuk demam berdarah akan cepat sembuh (bentol dan gatal) apabila digosok dengan daun zodia. Hal ini merupakan harapan baru untuk menghalau serangan nyamuk demam berdarah di masa mendatang, yaitu dengan gerakan kembali ke alam dengan memanfaatkan tanaman di sekitar kita untuk memerangi penyakit demam berdarah.

Tanaman ini sangat mudah diperbanyak, yaitu melalui biji dan stek ranting. Biasanya apabila kita sudah memiliki tanaman yang sudah berbunga dan berbiji, maka bijinya akan jatuh dan tumbuh disekitar tanaman.

Saat ini, harga bibit tanaman yang baru tumbuh dapat mencapai Rp. 5.000 hingga Rp. 10.000 per pohonnya, tanaman dengan tinggi sekitar 20 cm di dalam pot dapat mencapai harga Rp. 25.000 hingga Rp. 50.000 per pohonnya, sedangkan tanaman yang sudah mulai berbunga dapat mencapai Rp. 75.000 hingga Rp. 100.000, bahkan yang sudah berbiji dapat mencapai Rp. 150.000 hingga Rp. 200.000.
Memang harga tanaman ini masih mahal karena masih tergolong langka.


6. Kecombrang

Kecombrang, kantan atau honje (Jawa barat), kincung (Medan), siantan(Malaya) atau kaalaa (Muangthai). Umumnya digunakan untuk rempah masakan di tanah Pasundan (sambal, pepes, urap dan nasi oncom kecombrang) atau di Jawa Tengah (pecel). Bunga kecombrang juga dapat mengusir nyamuk, walau umumnya ditanam untuk penghias pekarangan.

Tanaman hias ini mudah ditanam dan punya bunga cukup indah. Selain itu, bunganya pun enak disayur, lagipula berkasiat sebagai penghilang bau badan.

Kecombrang masih digolongkan tanaman liar. Memang ia dapat tumbuh di sembarang tempat terutama di daerah pegunungan. Di daerah dataran rendah pun kecombrang juga acap ditemui.

Kecombrang punya nama ilmiah Nicolaia speciosaHoran, disebut juga Phaemoeria speciosa atau pula Elletaria speciosa.

Tanaman famili jahe ini berupa herba setinggi 2-5 meter. Batang semunya tegak, hanya bergaris tengah 2-3 cm sehingga tampak kurus. Berpelepah dan membentuk rimpang hijau. Daunnya tunggal, berbentuk lanset yang memanjang seperti pita sekitar 40-50 cm, selebar 8-10 cm. Ujung dan pangkal daun runcing dan berwarna hijau. Yang menarik adalah bunganya yang majemuk berbentuk bonggol muncul dari batang yang berada dalam tanah. Mahkota bunga bertajuk. Warna bunganya yang merah jambu cukup indah bila dimanfaatkan sebagai bunga potong. Ini pula yang jadi penarik orang untuk memanfaatkannya sebagai tanaman penghias taman.

Buah kecombrang berbentuk panjang dan menggerombol. Dalam buahnya yang bewarna merah kecoklatan banyak terdapat biji. Pembudidayaannya lebih mudah dilakukan dengan stek atau tunas akar tinggalnya (anakan yang keluar dari akar tinggalnya). Patikala, demikian orang Maluku menyebut kecombrang, sangat mudah tumbuh dan berkembangbiak, serta tak perlu perawatan khusus.
Di daerah pedesaan di Jawa, kecombrang biasanya ditanam di kebun-kebun sayur atau dibiarkan tumbuh sebagai tanaman liar, karena mudah tumbuh kalau terkena sinar matahari langsung.

Bunga kecombrang dikenal dengan nama simplisia Nicolaia flos. Bunga ini mengandung minyak atsiri yang sedap baunya. Itulah sebabnya bunga kecombrang dimanfaatkan sebagai ramuan penghilang bau badan atau keringat. Pada tempo dulu, orang juga memanfaatkan bunga kecombrang untuk pebersih darah. Penelitian terakhir menemukan bahwa kandungan kimia kecombrang adalah saponin, flavonoida, polifenol, dan minyak atsiri. Jadi, bertambah lagi dua macam zat daripada hasil penelitian Depkes tahun 1985.

~ Untuk membersihkan darah
Bunga kecombrang dimakan sebagai pecal. Atau dibuat masakan seperti yang sering dilakuan orang-orang di Tapanuli Selatan.

~ Untuk mengobai sakit telinga dan pencuci luka
Di Malaysia, bunga kecombrang direbus. Air rebusannya dijadikan untuk obat sakit telinga. Sedangkan daun kecombrang digunakan untuk pencuci luka.

~ Untuk menghilangkan bau keringat
Bagi yang suka bunga kecombrang memang sedap dibuat pecal, atau disayur untuk dimakan. Di Sumatera, bunga dari tanaman yang dikenal sebagai puwas kinjung ini memang banyak yang menyukai. Terutama dimanfaatkan sebagai bahan masakan. Seperti sering terlihat dijajakan di pasar-pasar kecil sampai ke supermarket. Selain sedap juga dapat menghalau bau badan.
Daun muda dan bunganya dapat dimasak sebagai sayur asam. Kalau dimakan baunya merasuk ke seluruh badan. Beberapa hari setelah makan sayur itu, baunya masih tetap terasa. Cara ini baik sekali untuk menutup bau keringat yang apek.

~ Bau badan
Siapkan 100 gram bunga kecombrang segar, bunga dikukus sampai matang. Bunga yang sudah masak dimakan sebagai lalap atau sayur.

Kecombrang dalam bentuk batang aromanya kurang tajam. Jika akan dibuat tumisan bisa dipakai yang berbentuk batang. Jika ingin aroma lebih tajam dan rasa asam lebih kuat, pilihlah yang berupa kuntum bunga yang belum mekar berwarna merah muda. Bunga kecombrang banyak dipakai untuk gulai, kari dan masakan berkuah lainnya, terutama seafood. Aromanya yang wangi dan rasanya yang asam cocok dipadu dengan seafood.


7. Tapak Dara

Tapak dara adalah perdu yang berasal dari Madagaskar, namun telah menyebar ke berbagai daerah tropika lainnya. Nama ilmiahnya Catharanthus roseus (L.) Don.

Di Indonesia tumbuhan hias pekarangan ini dikenal dengan bermacam-macam nama, seperti di disebut sindapor (Sulawesi), kembang tembaga (Sunda) dan kembang tapak dårå (Jawa). Orang Malaysia mengenalnya pula sebagai kemunting cina, pokok rumput jalang, pokok kembang sari cina, atau pokok ros pantai. Di Filipina ia dikenal sebagai tsitsirika, di Vietnam sebagai hoa hai dang, di Cina dikenal sebagai chang chun hua, di Inggris sebagai rose periwinkle, dan di Belanda sebagai soldaten bloem.

Khasiat Tapak Dara

~ Daun tapak dara populer untuk mengobati tumor
Karena kandungan vinblastin-nya, sejenis alkaloid yang antineoplastik (mampu menumpas sel-sel tumor). Vinblastin (vinca-leucoblastin) yang disarikan dari daun pernah diolah menjadi obat paten yang diedarkan sebagai Velban, Exal dan Velbe. Kini obat-obat itu sudah tidak dibuat lagi karena selain kurang manjur juga berakibat samping menimbulkan rasa nyeri. Selain vinblastin, sari daun tapak dara juga mengandung vindolin, sejenis alkaloid lain berbentuk metilester dari asam karboksilat aspidospermidin.

~ Untuk mengobati diabetes
Ambil segenggam daun tapakdara yang direbus dalam air 3 gelas. Setelah mendidih dibiarkan hingga air tinggal 2 gelas, sarinya diminum. Ramuan ini diminum 3 kali sehari.
Menurut pengalaman orang-orang yang suka memanfaatkannya, dalam seminggu saja rasa lemah badan dan sering capai gara-gara kencing manis itu sudah hilang.

Mengapa Bunga Tapak Dara tidak disukai nyamuk?
Bunga tapak dara tidak disukai nyamuk karena zat dalam tanaman ini mudah terbang di udara memenuhi ruangan sekitarnya sehingga membuat nyamuk pergi. Tanaman ini selain di tanam ditanah terbuka bisa juga ditanam dalam pot.


8. Akar Wangi

Akar wangi dikenal dengan beberapa nama di Indonesia, seperti : useur (Gayo), urek usa (Minangkabau), hapias (Batak), narwastu atau usar (Sunda), larasetu (Jawa), karabistu (Madura), nausina fuik (Roti), tahele (Gorontalo), akadu (Buol), sere ambong (Bugis), babuwamendi (Halmahera), garamakusu batawi (Ternate), baramakusu butai (Tidore). Akar wangi (Vetiveria zizanoides Stapt) termasuk famili Gramine atau rumput-rumputan. 

 Memiliki bau yang sangat wangi, tumbuh merumpun lebat, akar tinggal bercabang banyak berwarna merah tua. Tangkai daun tersembul dari akar tinggal sampai mencapai 200 cm. Daun akar wangi berwarna kelabu, tampak kaku, panjangnya mencapai 100 cm dan tidak mengandung minyak. Bunganya berwarna hijau atau ungu.

Cara memperbanyak dengan biji, memisahkan anak rumpun atau memecah akar tinggal yang telah bertunas. Beberapa negara yang mengusahakan tanaman akar wangi : Brazil, India, Haiti, Kepulauan Reunion, Honduras, Guatemala, Meksiko, Dominika dan Indonesia.

Negara yang mengusahakan secara komersial untuk kepentingan penyulingan hanya Indonesia, khususnya P. Jawa. Ada sebagian kecil juga di Kepulauan Reunion. Dalam perdagangan minyak akar wangi hanya dikenal dua nama, yaitu java vetiver oil (asal P. Jawa) dan reunion island vetiver oil (asal Kep. Reunion). Tanaman akar wangi dijumpai di Garut (daerah penghasil utama minyak akar wangi), Wonosobo, Pasuruan dan Lumajang.

Tumbuhan akar wangi dapat mengendalikan populasi nyamuk deman berdarah. Nyamuk demam berdarah, konon sangat takut menghadapi tumbuhan akar wangi. Bau nyengat yang keluar dari tumbuhan ini cukup mematikan bagi nyamuk jenis itu.

9. Serai Wangi

Serai wangi dengan nama latin Cymbopogon nardus L., Andropogon nardus L. Atau Andropogon citriodorus Desf. termasuk tanaman yang merupakan salah satu tanaman perkebunan. Tanaman ini termasuk golongan rumput-rumputan, tanaman serai wangi tidak banyak memerlukan banyak persyaratan dan dapat ditanam pada tanah yang kurang subur. 

Tanaman ini memiliki akar serabut yang banyak, sehingga selain dapat diambil minyaknya tanaman ini juga berpotensial untuk mencegah erosi tanah dan merehabilitasi lahan kritis.

Tanaman serai wangi mempunyai beberapa kegunaan salah satunya adalah sebagai vegetasi konservasi yaitu potensial untuk mencegah terjadinya erosi tanah dan merehabilitasi lahan-lahan kritis (Anonim, 2007).

Tanaman serai terutama batang dan daun bisa dimanfaatkan sebagai pengusir nyamuk karena mengandung zat-zat seperti geraniol, metil heptenon, terpenterpen, terpen-alkohol, asam-asam organik, dan terutama sitronelal sebagai obat nyamuk semprot. Dan minyak serai wangi sebagai hasil produksi dari tanaman serai wangi berguna sebagai bahan bio-aditif bahan bakar minyak (Balittro, 2010).



10. Marigold

Tagetes erecta atau Marigold Meksiko yang disebut juga marigold Aztec, adalah spesies dari genus Tagetes. Tanaman ini berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah. Meskipun asli dari Amerika, sering disebut marigold Afrika. Di Meksiko, tanaman ini ditemukan di alam liar di negara bagian San Luis Potosí, Chiapas, Meksiko, Puebla, Sinaloa, Tlaxcala, dan Veracruz. Ketinggian tanaman ini mencapai 50-100 cm (20-39 in). 

Tanaman marigold biasa tumbuh di tempat yang terkena sinar matahari penuh. Bunga marigold sangat rentan terhadap Botrytis laba-laba dan tungau.

Bunga marigold salah satu tanaman pengusir nyamuk yang paling indah, warnanya yang merah dan cerah enak di pandang mata.

Di Indonesia bunga Marigold dikenal dengan nama bunga tahi kotok. Tidak di ketahui kapan bunga ini sampai ke Indonesia, tetapi bunga marigold banyak di jual di toko bunga, karena selain memperindah halaman rumah tanaman ini bisa digunakan sebagai tanaman pengusir nyamuk karena tanaman ini mengeluarkan aroma yang tidak disukai oleh nyamuk.

11. Selasih 

Selasih, tlasih, basil, atau basilikum (Ocimum) adalah segolongan terna yang daun, bunga dan bijinya dimanfaatkan sebagai rempah-rempah serta penyegar (tonikum). Berbagai bagian tumbuhan ini berbau dan berasa khas, kadang-kadang langu, harum, atau manis, tergantung kultivarnya.

Beberapa di antaranya bahkan dapat membuat mabuk. Beberapa jenis selasih, misalnya kemangi, berasal dari Asia Tenggara, namun sebagian besar dianggap berasal dari anak benua India. Orang Eropa secara tradisional mengenal O. basilicum (“basil” atau “sweet basil”) sebagai rempah yang diwariskan dari tradisi Yunani Kuno. 

 Di India, selasih yang paling dikenal adalah “tlasi” atau “tulasi” (“holy basil”, O. tenuiflorum syn. O. sanctum). Nama Melayu selasih diambil dari nama ini melalui bahasa Sanskerta. Warga Indocina dikenal menggunakan berbagai kultivar selasih. Di Thailand dan negara-negara lain dikenal dengan nama “horapa” (“Thai basil”, O. basilicum convar Thyrsiflorum) dan “manglak” (“Thai lemon basil”, O. ×citriodorum). Horapa populer sebagai bagian dari menu Vietnam misalnya pada sup sapi phở. Manglak dikenal di Indonesia sebagai kemangi.

Tanaman perdu ini dari keluarga Labiatae. Tanaman ini sangat banyak variasinya dan sering berubah-ubah penampilan, khususnya warna daun jika ditanam di lingkungan yang berbeda-beda. Selasih tumbuh di daerah dengan ketinggian 1 – 1.100 m dpl. Tempat favoritnya adalah daerah yang teduh dan lembab. Perkembangbiakan selasih adalah dari bijinya. Daya adaptasi tanaman ini dengan lingkungan cukup baik, sehingga mudah tumbuh di hampir semua tempat. 

Selasih mengandung eugenol, linalool dan geraniol yang dikenal sebagai zat penolak serangga, sehingga zat-zat tersebut juga berfungsi sebagai pengusir nyamuk. Bau daun selasih tercium sangat tajam, bahkan jika tercium agak lama atau disimpan dalam ruangan dapat mengakibatkan rasa mual dan pening. Komponen-komponen utama selasih yang bersifat volatil (menguap) menyebabkan nyamuk enggan mendekati tanaman ini.

12. Daun Sirih


Untuk aktivitas sehari-hari, terkadang kita perlu bantuan lotion anti nyamuk agar kaki dan tangan tidak digigiti nyamuk selama beraktivitas. Daripada menggunakan lotion anti nyamuk yang mengandung bahan kimia, kita bisa mencoba membuat ramuan alami pengusir nyamuk yang berbahan daun sirih (piper betle). 

Cara membuatnya: (1) tumbuk 10 lembar daun sirih sampai halus dan campurkan dalam 1 gelas air (200 ml) (2) setelah diaduk rata, balurkan ramuan daun sirih ini ke kaki,tangan atau bagian lain tubuh yang diinginkan secara merata. Nyamuk pun enggan mendekat.

13. Suren

Tanaman dari keluarga Meliaceae ini termasuk tanaman tahunan yang berbentuk pohon. Tinggi tanaman bisa mencapai 20 m dan pertumbuhannya tergolong cepat. Suren tumbuh baik di dataran rendah hingga ketinggian 2.000 m dpl. Tanaman ini dapat diperbanyak secara generatif yaitu melalui biji. Daun dan kulit kayunya beraroma cukup tajam. 

Secara tradisional, petani menggunakan daun suren untuk menghalau hama serangga tanaman. Pohon suren berperan sebagai pengusir serangga (repellant) dan dapat digunakan dalam keadaan hidup.

Berdasarkan penelitian, suren memiliki kandungan bahan surenon, surenin dan surenolakton yang berperan sebagai penghambat pertumbuhan, insektisida dan antifeedant (menghambat daya makan) terhadap larva serangga uji ulat sutera. Bahan-bahan tersebut juga terbukti merupakan repellant (pengusir atau penolak) serangga, termasuk nyamuk. 

Cara penempatan tanaman ini bisa diletakkan di sudut-sudut ruangan dalam rumah, sebagai media untuk mengusir nyamuk. Jumlah tanaman dalam ruangan tergantung luas ruangan. Sementara untuk penempatan di luar rumah/pekarangan sebaiknya diletakkan dekat pintu, jendela atau lubang udara lainnya, sehingga aroma tanaman terbawa angin masuk ke dalam ruangan.

14. Kemenyan

Pohon kemenyan atau pohon Boswellia, ditemukan terutama di India. Pohon Boswellia adalah pohon balsamic yang mengeluarkan oleoresins aromatik yang dikumpulkan dari luka kulitnya pohon, saat kering menjadi permen karet. Dalam teks-teks kuno medis Ayurvedic dari India, eksudat bergetah dari Boswellia dikelompokkan dengan resin karet lainnya dan secara keseluruhan disebut GUGUL. 

Di Indonesia kemenyan biasanya dipakai untuk ritual tertentu seperti misalnya ngukus, masyarakat meyakini fungsi ngukus [membakar kemenyan] dalam pelaksanaan ritus atau ritual pada masyarakat Sunda.

Selain untuk mengharumkan ruangan juga memaknai bahwa “ngukus’ merupakan media untuk menghadirkan “makhluk ghaib” [jin] agar mau mendekat ke ruangan tersebut dan memberkati ritual yang akan dilakukan. Ada juga yang memaknai bahwa kukusan merupakan media untuk menghubungkan dunia manusia dengan dunia ruh. Akan tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan ternyata diketahui bahwa kemenyan itu dapat mengusir nyamuk. Kenapa dapat mengusir nyamuk? Karena Kemenyan ternyata mengandung insektisida alami dan telah digunakan di Mesir kuno untuk fumigasi silo gandum dan mengusir ngengat gandum. 

Di Saudi, asap pembakaran kemenyan resin digunakan untuk mengusir nyamuk dan lalat pasir. Hal yang menarik tentunya, dan cukup membuka pikiran kita, ternyata ada pertimbangan ilmiah ketika kita membakar kemenyan, karena kemenyan cukup ampuh dalam mengusir/mengatasi permasalahan nyamuk dan menjadi alternatif dalam pemberantasan nyamuk selain menggunakan bahan konvensional yang selama ini kita kenal.

Nama ilmiah dari kemenyan adalah styrax benzoin.
Nama Daerah Medan: Kemenyan Jawa: Kemenyan Makasar: Kamanyang


Ayo menanam, Berdaya Ciptalah.

catatan: 
Ini adalah subtitusi riset DCB yang masih dalam proses mengumpulkan data untuk membuat tulisan tentang Tanaman Pengusir Nyamuk yang berjalan tersendat; Terimakasih Atikofianti yang telah menyusunnya secara lengkap.
>

1 komentar:

Unknown mengatakan...

artinya bisa dijadikan Tanaman Pengusir Nyamuk dong yah..

9 September 2015 pukul 19.06

Posting Komentar

Daya Cipta Budaya

Jika kebudayaan dirumuskan sebagai segala apa yang dipikirkan dan dilakukan manusia, maka seni merupakan unsur yang sangat penting yang memberi wajah manusiawi, unsur keindahan, keselarasan, keseimbangan, perspektif, irama, harmoni, proporsi dan sublimasi pengalaman manusia pada kebudayaan.

Kebudayaan akan terus berkembang ketika manusia mempunyai kebebasan berpikir untuk mencapai kebebasan menyatakan pikiran.

Sering orang mengira bahwa sumber budaya sebuah bangsa merupakan sumber yang tidak akan habis, namun punahnya benda-benda budaya –baik yang hancur atau rusak akibat kurangnya kepedulian maupun yang dilarikan keluar negeri– adalah awal sebuah bencana dimana generasi hari ini dan generasi yang akan datang akan kehilangan sumber-sumber budaya mereka. Selain warisan budaya masa lampau yang hilang, iklim untuk mengembangkan daya cipta dan imajinasi –melingkupi seluruh segi kehidupan manusia dan tidak terbatas hanya pada seni saja– jika tidak terus menerus diperkuat dan diperluas maka sumber-sumber budaya di bidang seni, sains, tehnologi, kemasyarakatan, ekonomi dan politik akan menipis sehingga suatu bangsa akan berada dalam kondisi kehilangan jati diri dan pada akhirnya hanya akan menjadi cerita bahwa bangsa tersebut pernah ada.

'
 

©2009-2016 | Daya Cipta Budaya Media | template by Aubmotion | Disclaimer | Privacy